Ada satu kejadian yang berkesan buat saya. Suatu hari teman saya mencari anaknya sampai sekeliling sekolah tapi tidak ditemukan. Kita semua juga membantu dia untuk menemukan anaknya. Teman saya itu sudah pucat. Singkat cerita, ia menemukannya di suatu tempat di belakang sekolah. Anaknya sedang mencari belalang di sana bersama 3 temannya.
Teman saya dengan suara yang agak tinggi (karena khawatir) memanggil anaknya. Hanya memanggil nama anaknya saja. Tidak ada kata lain yang keluar. Anaknya datang, terlihat muka bersalah pada anak usia 7 th itu. Dan anak itu berkata, "maaf, mama. aku janji tidak akan ulangi ini lagi. "
Apa yang berkesan? Yang berkesan buat saya adalah, ibu anak itu telah berhasil mengajarkan sebuah nilai kepada anak usia 7 th tersebut. Kalau anak lain, mungkin akan menunjukkan sikap tidak suka ketika dipanggil dengan nada yang agak tinggi atau tidak ada kata maaf yang keluar atau memandang tidak suka kepada mamanya karena menganggu keasyikkannya.
Kejadian lain, saat kami di tol, di depan mobil kami adalah Alphard. Anakku yang paling kecil sangat suka Alphard. Dari jauh dia telah mengenali mobil fave-nya itu. Tapi tiba-tiba, jendela mobil terbuka, dan ada tangan yang membuang sampah tissue di tol. Aku diam, ingin melihat reaksi anak-anak. Selama ini aku mengajarkan pada mereka untuk tidak membuang sampah sembarangan. Kalau tidak ada tong sampah, sampah harus disimpan dulu di tas, sampai ketemu tong sampah dan baru dibuang.
Lalu anakku bilang, "kasihan orang di mobil itu."
" Kenapa, dek?"
" Iya, bisa beli Alphard mahal tapi tidak bisa beli tong sampah."
Apa nilai kita sebagai seorang anak Tuhan? Apa kita sama dengan dunia? Kita mengajarkan orang lain untuk tidak bohong, tapi dalam setiap kesempatan dalam hidup kita - bohong adalah hal yang biasa dilakukan. Dan banyak lagi.
Kita harus mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan kita. Kita adalah surat Kristus yang hidup. Kalau kita mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, sebagai Pribadi yang kita kasihi tapi setiap waktu dalam hidup kita tidak menunjukkan hal tersebut, bagaimana kita dapat membawa orang untuk mengenal Yesus?
Kekristenan bukanlah hari Minggu saja. Kekristenan adalah saat kita tidak bersama tubuhNya, saat orang-orang di Gereja tidak melihat, apa perbuatan, pikiran dan tingkah laku kita? Kalau hari Minggu, bisa menjadi orang yang sangat religius, bagaimana dengan hari-hari lainnya? Apa tetap sama?
Revival, jika kita mencintai Dia... tentu kita tidak ingin orang lain menghujat Dia karena perbuatan dan perkataan kita. Mari isi hidup kita dengan nilai-nilai yang terdapat di Alkitab. Sehingga setiap orang yang melihat kita akan berkata," Aku kenal orang itu, benar-benar ada Kristus di dalam Dia."
God bless....
(DEA FELINA)
Klik disini untuk melihat artikel
BERSUKACITALAH
0 komentar:
Posting Komentar