Banyak dari kita telah mengenal dan tahu maksud dari kata "Bayar Harga". Saya diberi banyak kesempatan dari Bapa untuk berkenalan dengan tubuhNya dan melihat hidup mereka satu per satu.
Beberapa wkt lalu, saya diberi kesempatan untuk berdoa dengan seorang gembala, seorang Bapak yang berusia 65 tahun dan saya berani katakan kalau saya malu dengan hidup saya. mengapa?
Di usia beliau yang 65 tahun, Beliau masih berapi-api dalam melayani Tuhan. Bukan hanya sebagai gembala. Juga sebagai pendoa dan penginjil juga pendidik. Dari Serpong, Beliau naik motor ke Jakarta, hanya untuk mengajar di sekolah negeri (yang kita semua tahu berapa gaji seorang guru sekolah negeri). Beliau tidak melihat "gajinya" tapi beliau anggap mengajar itu sebagai pelayanan.
Beliau juga mempunyai hati bapa, belas kasihan dan karunia memberi yang besar. Sungguh, hidupnya bukanlah dia lagi tapi seluruh hidupnya-ia berikan untuk pekerjaan Tuhan.
Saya kenal dengan seorang pendoa yang sangat peka. Beliau juga membayar harga yang "mahal" tapi saat ini luar biasa hidupnya. Saya melihat Tuhan mulai mengangkat Beliau dan mempercayakan Beliau pelayanan yang besar.
Banyak lagi.... cara Tuhan memulihkan dan menangkap seseorang sungguh indah. Melihat bagaimana Tuhan membalikkan hidup seseorang juga luar biasa. Hidup orang itu tidak akan pernah sama lagi.
Tapi mengapa banyak hidup orang tetap sama? Pertanyaannya adalah beranikah kita bayar harga ketika Bapa memanggil kita? MAUKAH kita membayar harga tersebut? Atau kita mengambil jalan aman? Jangan saya deh, Tuhan. Tuhan pasti salah orang. Next time ya, Tuhan. Belum sanggup. Anak-anak masih kecil. Saya masih kuliah. Saya masih kerja. Saya masih sibuk dan bla bla bla.
Tapi ironisnya adalah kita selalu meminta berkat dari Tuhan. Adilkah bagi Tuhan? Ketika Ia memanggil kita untuk menggenapi panggilan kita, memproses kita untuk sempurna, kita menunda bahkan menolakNya tapi terus mengejar Dia dengan doa "minta berkat." Baik bagi kita, Tuhan sangat panjang sabar dan penuh kasih.
Satu hal, dari saya melihat begitu banyak orang yang MAU membayar harga bagi Tuhan, Tuhan memberkati mereka dengan luar biasa. Bukan mereka mengejar berkat tapi berkat yang mengejar mereka. Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang berhutang.
Jangan takut dalam bayar harga. Saya sudah menjalani bayar harga itu. Dan bukan hanya sekali. Dan saya saksinya, walau saya bayar harga, bahkan melepaskan gaji yang hampir 20jt per bulan, hidup saya tetap Ia pelihara. Banyak peperangan rohani yang telah saya menangkan dengan anugerah dan kekuatan dari Bapa. Dan saya bersukacita karenanya. Kadang jatuh juga dalam pencobaan karena daging, tapi Ia selalu menjaga dan saya bisa bangkit lagi.
Jadi, jangan kagum ketika melihat seseorang dipakai Bapa luar biasa dalam hidupnya, dalam pelayanannya tapi ketika melihat mereka, ingatlah akan Bapa yang memberi anugerah dan kuasa pada mereka dan tanyakan pada mereka, berapa harga yang mereka bayar untuk mendapatkannya.
God bless....
Beberapa wkt lalu, saya diberi kesempatan untuk berdoa dengan seorang gembala, seorang Bapak yang berusia 65 tahun dan saya berani katakan kalau saya malu dengan hidup saya. mengapa?
Di usia beliau yang 65 tahun, Beliau masih berapi-api dalam melayani Tuhan. Bukan hanya sebagai gembala. Juga sebagai pendoa dan penginjil juga pendidik. Dari Serpong, Beliau naik motor ke Jakarta, hanya untuk mengajar di sekolah negeri (yang kita semua tahu berapa gaji seorang guru sekolah negeri). Beliau tidak melihat "gajinya" tapi beliau anggap mengajar itu sebagai pelayanan.
Beliau juga mempunyai hati bapa, belas kasihan dan karunia memberi yang besar. Sungguh, hidupnya bukanlah dia lagi tapi seluruh hidupnya-ia berikan untuk pekerjaan Tuhan.
Saya kenal dengan seorang pendoa yang sangat peka. Beliau juga membayar harga yang "mahal" tapi saat ini luar biasa hidupnya. Saya melihat Tuhan mulai mengangkat Beliau dan mempercayakan Beliau pelayanan yang besar.
Banyak lagi.... cara Tuhan memulihkan dan menangkap seseorang sungguh indah. Melihat bagaimana Tuhan membalikkan hidup seseorang juga luar biasa. Hidup orang itu tidak akan pernah sama lagi.
Tapi mengapa banyak hidup orang tetap sama? Pertanyaannya adalah beranikah kita bayar harga ketika Bapa memanggil kita? MAUKAH kita membayar harga tersebut? Atau kita mengambil jalan aman? Jangan saya deh, Tuhan. Tuhan pasti salah orang. Next time ya, Tuhan. Belum sanggup. Anak-anak masih kecil. Saya masih kuliah. Saya masih kerja. Saya masih sibuk dan bla bla bla.
Tapi ironisnya adalah kita selalu meminta berkat dari Tuhan. Adilkah bagi Tuhan? Ketika Ia memanggil kita untuk menggenapi panggilan kita, memproses kita untuk sempurna, kita menunda bahkan menolakNya tapi terus mengejar Dia dengan doa "minta berkat." Baik bagi kita, Tuhan sangat panjang sabar dan penuh kasih.
Satu hal, dari saya melihat begitu banyak orang yang MAU membayar harga bagi Tuhan, Tuhan memberkati mereka dengan luar biasa. Bukan mereka mengejar berkat tapi berkat yang mengejar mereka. Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang berhutang.
Jangan takut dalam bayar harga. Saya sudah menjalani bayar harga itu. Dan bukan hanya sekali. Dan saya saksinya, walau saya bayar harga, bahkan melepaskan gaji yang hampir 20jt per bulan, hidup saya tetap Ia pelihara. Banyak peperangan rohani yang telah saya menangkan dengan anugerah dan kekuatan dari Bapa. Dan saya bersukacita karenanya. Kadang jatuh juga dalam pencobaan karena daging, tapi Ia selalu menjaga dan saya bisa bangkit lagi.
Jadi, jangan kagum ketika melihat seseorang dipakai Bapa luar biasa dalam hidupnya, dalam pelayanannya tapi ketika melihat mereka, ingatlah akan Bapa yang memberi anugerah dan kuasa pada mereka dan tanyakan pada mereka, berapa harga yang mereka bayar untuk mendapatkannya.
God bless....
(DEA FELINA)
Silahkan klik disini untuk melihat artikel
YANG MANAKAH KITA
0 komentar:
Posting Komentar